Our Programs

Our Programs

Saturday, January 17, 2015

KidsFfest



KidsFfest is Indonesia's international film festival for kids with great films from all over the world. This festival was organized by Kalyana Shira Foundation. ISCO children are invited to participate in this event.


The beginning of ISCO and Kalyana Shira Foundation collaboration is KidsFfest Workshop 2009. A workshop of making short movie directed by Nia Dinata. Children are trained to make a screenplay about their daily lives. Then they shoot by themselves all the scenes that have been prepared. Is n’t it cool?


After this workshop, ISCO children enliven and participate in KidsFfest subsequent years. Even participate break the fast together with Sister/Brother from Indonesia famous artists. All children are happy. Thank you to Ka Nia Dinata and Kalyana Shira Foundation.

Wednesday, January 7, 2015

Child Profile: Wiranda



Hi …
My name is Sri Dea Wiranda Hasni. I am born in a simple family as the oldest of three brothers. My parents are Bapak Hasan Basri and Ibu Nurdewilis. I honour them. I have two married sisters, their husbands names are Willy Denhas and Widiya Salsa Hasni.
I am visiting the school on level 12 and I am waiting for the national exams to finish up. I have the feeling that time flies. No time to play, no time to enjoy. I want to give my best effort to pass the exams with best results for my parents, my family, my teacher and my sanggar.
My hobbys? Well, there were a lot of things I was interested. In a way, drawing is a nice hobby. But it bored me. I just wanted to hurry up to level 12, without wasting time for Arts and Culture. The only thing I liked was dancing. But now I prefer drawing instead of dancing.
The first week the teacher makes the task of drawing a Doodle. Yes a Doodle. A doodle is a picture with only two colors: mostly black and white. But it can also be graded with bright colors. My teacher said: “I will collect them next week.” All the children were protesting, because of given such a short time to complete it. Of course, I was protesting too. But he kept to his demands.
I find it difficult because you have to draw so accurately. But the teacher, who ignored our protest, calmed down with the words: “I am sure you can do it. The result will be very good.”  And the teacher says also that Arts is a part of the Culture. Hah … How can I finish up this work in just one week? All other obligations remain unprocessed.
During that my days are burdened with the task of drawing -_-.Home from school straight to the Sanggar, after that directly home to help Mom. And in the night I should draw -_-. But that night I drew nothing. I was just staring on an empty character block. The second day was like this too, no any drawing on the character block. And the next day was the same. While my friends where drawing avidly and brought to school a character block to complete the task of drawing. But me? Not a single stroke of graffiti. I was busy to complete other tasks.

The fifth day, this was the day I started to draw and pour my ideas. Imagine, I was just starting to draw with black marker. No streaks or slightly out of line in coloring. I started to draw my favorite cartoons. Pororo and Mario Bross. Then I draw a dream catcher. Dream catcher is a hanger-known in Korea, symbolizing "Dream Keeper".  Yes. It carry the dream in a nightmare.
I draw a danbo doll, certainly many know the danbo dolls from karton. I like dolls headbands for his unique look. I prefer something unique. Hehe ... I draw a clock. Yeah ... a clock symbolizes time, time adolescent spend with social media like whatsapp, facebook, instagram and others. I draw a braided hair woman to represent me. At school my hair was always braided by my friends. I draw a car and the flag of London. Why did I draw this? It’s because once if I have a car, I will go to London for holidays. Or hopefully I can go there to visit the college. Hehe. I draw a guitar to symbolizes the desire to know how to play it.
I draw a veiled woman. This includes also the desire to be hooded very quickly to disappear to sink into thought. The first thought is in God and in understanding formulas and music lessons. This is because I love music, I often listening to. I draw a mosque. The veiled woman is me. I symbolize the Muslims. And I draw a sun. The sun is my symbol for a Sanggar. Exactly the Sanggar Mentari which brightens my dreams.


And at last I draw a flower as decoration and wonderful complement. I do because I love flowers too. After that I began to play around with a black marker to complete the drawing. Not at all feeling that Thursday has already arrived, it's time to finish up my task doodle. For me it is a very passable result. 

All my doodle image has a meaning. Meaning in everyday life. I'm proud of myself , I've completed my doodle within two days.


Child Profile: Wiranda

Hai…

Perkenalkan namaku Sri Dea Wiranda Hasni. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang berasal dari keluarga sederhana. Aku dilahirkan oleh seorang pahlawan yang hebat. Yaaa, pahlawan itu ialah orangtuaku sendiri. Bapak Hasan Basri dan Ibu Nurdewilis. Aku mempunyai dua orang adik, satu laki-laki yang bernama Willy Denhas dan satunya lagi bernama Widiya Salsa Hasni.



Mengenai diriku sendiri, aku sekarang duduk dibangku kelas 12. Sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional. Tak terasa waktu terasa cepat sekali. Sudah tak ada lagi waktu untuk bermain-main, saatnya aku menikmati masa belajarku untuk menghadapi Ujian Nasional sehingga menghasilkan hasil yang terbaik untuk Orangtuaku, keluarga, guru dan sanggar.

Hobi ? kalau ditanya soal hobi, banyak hal yang aku suka. Termasuk menggambar adalah hobiku yang sangat menyenangkan. Tapi, sekarang kenapa aku merasa bosan dengan menggambar? Padahal dulu aku ingin cepat-cepat kelas 12 untuk menghindari pelajaran seni budaya yang hanya menari. Karena aku lebih suka menggambar daripada menari.

Minggu pertama saat guruku memberikan tugas menggambar yaitu menggambar sebuah Doodle. Iya doodle. Doodle adalah gambar yang hanya memiliki dua warna yaitu hitam-putih. Kebanyakan warna hitam-putih. Tetapi bisa juga digradasi dengan warna-warna yang cerah. Guruku bilang “Tugasnya minggu depan dikumpulkan”. Semua anak-anak pada protes, karena hanya diberi waktu seminggu untuk menyelesaikannya. Tentunya aku termasuk anak-anak yang protes. Tapi protesnya dalam hati. Hehehe.

Aku merasa gambar doodle itu susah-_- karena harus memiliki ketelitian yang baik dalam mengerjakannya. Tapi guruku tidak menggubris protes anak-anak, dia hanya meyakinkan anak dengan kata-kata “Kalian pasti bisa. Kaka kelas kalian saja awalnya bilang tidak biasa tetapi hasilnya sangat bagus-bagus” sekian dan itu kata guru seni budayaku. Hah… gimana caranya aku bias menyelesaikan tugas menggambar tersebut dalam waktu hanya seminggu? Sedangkan tugas-tugasku yang lain belum terselesaikan.

Selama itu hari-hariku terbebani dengan tugas menggambar-_-. Pulang sekolah langsung kesanggar, pulang ke sanggar langsung membantu mama. Dan malamnya harus menggambar-_-. Tapi tak ada satupun yang aku gambar pada malam itu. Hanya menatapi buku gambar yang kosong. Hari kedua seperti itu juga, aku tak juga menggambar apapun di buku gambarku. Besoknya aku juga belum menggambar apa-apa. Sedangkan teman-temanku rajin sekali selama seminggu membawa buku gambar ke sekolah untuk menyelesaikan tugas menggambar. Tapi aku? Belum ada satupun coretan dibuku gambarku. Aku sibuk menyelesaikan tugas-tugas yang lain.

Hari kelima, ini lah hari aku memulai menggambar dan menuangkan ide-ideku. Bayangkan saja aku baru memulai menggambar H-2 dikumpulkan, belum lagi diwarnai dengan spidol hitam dan tak boleh ada sedikit coretan atau keluar garis dalam mewarnai. Berawal mulai menggambar kartun kesukaanku. Pororo dan Mario bross. Lalu aku menggambar dream catcher. Dream catcher adalah sebuah gantungan yang terkenal di Korea. Yang melambangkan “Penjaga Mimpi”. Yaaa. Penjaga mimpi dalam mimpi buruk. Lalu aku menggambar boneka danbo, pastinya banyak yang tahu boneka danbo yang terbuat dari kardus. Aku suka boneka bando karena terlihat unik. Karena aku suka sesuatu yang unik. Hehe… Lalu aku menggambar jam. Iya jam… jam melambangkan waktu, waktu anak remaja yang ketarik dengan social media seperti whatsapp, facebook, instagram dan lain-lainnya. Lalu aku menggambar rambut perempuan dikepang. Itu menggambarkan diriku ketika di sekolah rambutku selalu dikepang oleh teman-temanku. Lalu aku menggambar sebuah mobil dan bendera London. Kenapa aku menggambar itu? karena suatu saat aku memiliki sebuah mobil aku akan berlibur ke London. Atau semoga saja aku bisa kuliah disana. Hehe. Lalu aku menggambar sebuah gitar. Gitar melambangkan keinginan, karna keinginan untuk bisa mahir dalam bermain gitar. Aamiin.
Lalu aku menggambar wanita berkerudung. Itu termasuk keinginan juga, semoga suatu saat nanti aku lekas berkerudung. Dan disertai dengan pikiran-pikiran yang merasuki. Yang pertama memikirkan Allah dan pikiran memikirkan rumus-rumus pelajaran lalu musik. Karena aku menyukai musik dan sering mendengarkan musik. Lalu aku menggambar sebuah Masjid. Yang melambangkan aku adalah sorang muslim. Kemudian aku menggambar sebuah Matahari. Matahari adalah melambangkan sebuah sanggarku. Yang berarti Sanggar Mentari. Mentari yang berarti menggampai mimpi yang cerah.



Dan yang terakhir aku menggambar sebuah bunga yang sebagai hiasan digambar-gambarku dan sebagai pelengkap yang indah. Karena aku juga menyukai bunga. Setelah itu mulailah aku bermain-main dengan spidol warna hitam untuk menghidupkan gambarku. Tak terasa hari kamis telah tiba, saatnya tugas doodle ku untuk dikumpulkan. Hasilnya sangat lumayan untukku. Semua gambar doodle-ku memiliki arti. Arti dalam kehidupan sehari-hari. Merupakan suatu kebanggaan menyelesaikan doodle dalam waktu dua hari.