Sanggar kami
ada disebuah kampung didekat pasar Kapasan, Surabaya. Pasar yang terkenal dengan grosir pakaiannya.
Kami menempati sebuah balai RT yang beratapkan seng. Bercampur dengan tempat penyimpanan sound system milik RW.
Walau begitu, kami harus tetap beraktivitas agar bisa dekat dengan mimpi kami untuk jadi orang
besar...hehehe. Panas, gerah dan sempit....begitulah yang kami rasakan dimusim kemarau, kalau pas masuknya
barengan 2 kelas jadi satu, bisa dibayangkan oksigen dalam ruangan yang sempit
ini jadi rebutan banyak orang....serasa di oven. Bawa telur mentah, bisa matang kali ya....!
he....he.....he.....
Tapi..tenang saja..Kaka Project Officer kami
lagi mencarikan rumah buat kami...
Kami segera punya rumah...tidak
dimarahi lagi sama orang kampung, karena dianggap berisik, pensil dan buku kami
juga tidak hilang...Horeeee….
“Nyanyi yuk!
Bentar lagi…
Kita punya sanggar
Yang lebih luas dan lebih nyaman
Ada toiletnya,dapur dan jendela
Alangkah senangnya.....”
Ini saat kami nonton bareng dengan mas Dimas dari Ubaya (Universitas
Surabaya) seru ya, walaupun sempit
kami tetap dapat menikmati film-film penyemangat hati.
Dan di sanggar ini
juga ibuku sering diajak bermain sambil belajar tentang masalah-masalah yang
aku juga bingung tentang apa. Ada yang masalah tentang kekerasan. Hiiii serem. Ada yang masalah tentang anak-ana
k remaja. Sssttt kata ibuku sih.
No comments:
Post a Comment